Pasar Tunggal ASEAN, Indonesia Pasar yang Sangat Luar Biasa
Oleh: Prof. Dr. Ir. Harjanto Prabowo, MM
”Dalam lima tahun ini, kita harus memenangkan daya saing.
Kalau tidak, industri akan kolaps” — MS Hidayat (Menteri Perindustrian – Maret 2011
Jumlah 242 juta jiwa penduduk Indonesia (data World Bank 2011) tentu sebuah jumlah yang sangat luar biasa. Sebuah pasar yang menjanjikan bagi siapapun, namun apabila bangsa Indonesia tidak memiliki kemampuan yang kompetitif sudah barang tentu Indonesia hanya akan menjadi sasaran empuk bagi membanjirnya produk, jasa serta tenaga kerja asing dari luar negeri. Seperti halnya pernyataan yang diungkapkan oleh Menteri Perindustrian, daya saing menjadi hal mutlak di dalam memenangkan kompetisi.
Pernyataan Menteri Perindustrian tersebut merujuk kepada kesepakatan atas konsep komunitas berupa ASEAN Economic Community (AEC) yang ditandatangani pada KTT IX di Bali (2003) dan akan berlaku secara resmi pada 2015. AEC sendiri terbangun atas empat pilar, berupa terbentuknya pasar dan basis produksi yang satu, bersama-sama menjadikan ASEAN menjadi satu kawasan yang memiliki daya saing tinggi, menciptakan kawasan yang terbangun dengan ekonomi yang merata, dan terakhir terwujudnya integrasi kawasan ASEAN dengan perekonomian dunia. Terbentuknya pilar pasar dan basis produksi yang satu menciptakan konsekuensi bebasnya arus barang/jasa (perdagangan), lalu lintas modal, investasi, diutamakannya sektor-sektor yang memiliki integrasi, serta mobilitas tenaga kerja terampil berkualitas.
Secara umum, hal pertama yang dapat dilakukan menghadapi AEC adalah apabila kita tidak siap untuk bersaing di luar Indonesia (di negara-negara ASEAN lainnya) maka kita harus fokus di pasar Indonesia itu sendiri. Tantangannya adalah bagaimana caranya agar kita tidak kalah di dalam negeri sendiri pada saat pasar di dalam negeri ini menjadi ajang yang diperebutkan secara bersama-sama sebagai konsekuensi dari kebijakan AEC. Baru setelah itu fokus persaingan diarahkan ke wilayah yang termasuk di dalam kawasan AEC.
Perguruan tinggi sebagai salah satu pilar yang memiliki kontribusi besar bagi kesiapan para lulusannya dituntut untuk dapat menjawab tantangan yang telah mengemuka. Perguruan tinggi harus memiliki manajemen yang mampu mengelola, membangun serta meningkatkan kompetensi organisasinya agar dapat memberikan jasa pendidikan tinggi yang sesuai dan mengikuti perubahan tuntutan dari para pemangku kepentingan. Kompetensi umum organisasi perguruan tinggi adalah memiliki kemampuan untuk menggunakan sumberdaya yang dimilikinya untuk melaksanakan fungsi dan tugasnya sesuai dengan tujuan perguruan tinggi masing-masing.
Sebagai awal, perguruan tinggi harus menetapkan sasaran yang terukur terkait dengan para lulusannya, misalnya dengan menetapkan angka perbandingan yang jelas antara jumlah lulusan yang akan bekerja di perusahaan global. Sasaran terukur ini pada akhirnya selain menjadi tujuan yang jelas juga bermanfaat sebagai motivasi tersendiri. Terkait dengan sasaran bekerja di perusahaan global, di Indonesia sendiri terdapat perusahaan global baik milik Indonesia sendiri maupun milik luar negeri. Secara geografis, terdapat perusahaan global yang berada di Indonesia dan di luar negeri tentunya. Kesemuanya memberikan peluang yang sama untuk dikompetisikan. Karena itu di dalam negeri (nasional) harus unggul terlebih dahulu, keunggulan tersebut akan membuka peluang di wilayah ASEAN. Daya saing lulusan harus memiliki kompetensi yang tidak hanya menutup kebutuhan pasar nasional saja namun minimal harus dapat bersaing di ASEAN.
Sedang bentuk nyata dari upaya mewujudkan lulusan yang berkualitas dapat direalisasikan lewat kurikulum, sistem serta sumber daya yang baik. Selain itu dapat juga dengan melakukan kerjasama kolaborasi dengan pihak-pihak lain misalnya dengan industri, kerjasama ini memberikan manfaat berbagi pengetahuan dan sumber daya. Termasuk kerjasama dengan perguruan tinggi luar negeri yang dibangun lewat kesadaran saling menguntungkan, saling memberikan manfaat. Pada akhirnya yang jauh lebih penting adalah mampu memenangkan kompetisi baik sebagai profesional maupun sebagai wirausaha muda yang penuh kreativitas. Muaranya adalah daya saing para lulusan itu sendiri, dan para lulusan yang lebih siap menyambut pasar tunggal ASEAN, untuk berkompetisi di pasar Indonesia yang sangat luar biasa dan juga berkompetisi di wilayah ASEAN.
* * *
Ilustrasi: Anthoni Askaria
Published at :