Setelah Wisuda
Oleh: Prof. Dr. Ir. Harjanto Prabowo, MM
“Aku ingin membantu orang banyak” — (Ernesto Rafael Guevara de la Serna)
Ernesto Rafael Guevara de la Serna alias Ernesto “Che” Guevara, atau yang lebih dikenal dengan panggilan Che, seorang tokoh yang potret wajahnya dihiasi kumis serta jenggot yang tak terawat, rambut panjangnya dilengkapi dengan baret militer, foto tersebut hadir hingga pelosok dunia. Tidak banyak yang mengetahui latar pendidikan yang dimiliki Che sesungguhnya adalah kedokteran, karena ia lebih dikenal sebagai tokoh revolusioner, pemimpin perang gerilya serta ahli militer.
Pada tahun 1953 Che lulus dari Universitas Buenos Aires , di mana ia belajar menjadi seorang dokter. Setelah lulus Che memulai perjalanannya ke seluruh Amerika Selatan dan mulailah Che berkenalan dengan kemiskinan, kelaparan dan wabah penyakit. Di titik itulah ia menemukan jalan hidupnya untuk memberikan kontribusi yang lebih signifikan atas ilmu kedokteran yang ia miliki, yakni keinginan untuk lebih membantu banyak orang.
Kelulusan atau wisuda adalah sebuah pencapaian kehidupan yang patut untuk dirayakan, sebuah acara yang menjadi tonggak akhir dari satu tahap perjalanan akademis yang telah dilakukan. Namun “setelah wisuda” itulah yang sesungguhnya menjadi momen dari pencapaian yang kita lakukan. Momen setelah wisuda adalah ujian nyata atas keilmuan yang kita miliki, sebuah medan perang untuk membuktikan kedigjayaan diri yang telah terasah sekian waktu. Momen setelah wisuda adalah ladang siap tanam untuk kita garap sepenuh hati dan berharap memetik hasil memuaskan pada saat musim panen tiba.
Ilmu yang berguna adalah ilmu yang memberikan manfaat bagi kehidupan, lingkungan dan umat manusia. Pernyataan sederhana tersebut sesungguhnya benang merah dari sebuah ilmu. Sebaik apapun ilmu yang ada, tak ada gunanya bila ia tak memberikan manfaat. Begitupun dengan para lulusan, setinggi apapun nilai yang diperoleh tidak akan berarti tanpa manfaat nyata yang dikontribusikan. Wisuda yang terlengkapi dengan gelar tak lebih hanya sebagai hiasan penanda, ia tak akan berarti apa-apa tanpa sumbangsih nyata bagi kehidupan.
Indonesia dengan segenap kompleksitas permasalahan yang membebaninya sesungguhnya adalah arena nyata guna menunjukkan manfaat dari keilmuan yang kita miliki, menjadi arena untuk berlomba-lomba untuk menyelesaikan satu persatu permasalahan yang ada. Tak lagi pada tempatnya kita berharap pemerintah turun tangan sepenuhnya mengentaskan segala permasalahan yang ada, kita pun dapat turut berkontribusi di dalamnya. Indonesia adalah ruang untuk memperlihatkan bahwa pendidikan dengan segenap ilmu di dalamnya adalah untuk kehidupan kita yang lebih baik.
Bagi mereka yang selama kuliah berhasil menggapai nilai indeks prestasi yang memuaskan tentu itu sebuah pencapaian yang membanggakan, begitu pun bagi mereka yang aktif serta berprestasi di luar perkuliahan dengan kegiatan-kegiatan non-akademis yang dijalani. Di sisi yang lain tentu juga terdapat para lulusan yang belum maksimal dalam pencapaian selama masa kuliah, lulus dengan nilai pas-pasan, bersusah payah dalam menggenapkan target demi target kelulusan. Namun percayalah, wisuda sesungguhnya momen yang tepat untuk ‘melupakan’ segenap hasil yang telah didapatkan tersebut. Lupakan prestasi-prestasi yang telah diraih, lupakan keberhasilan-keberhasilan yang telah diperoleh, lupakan kekalahan-kekalahan yang sempat dijalani, lupakan nilai-nilai buruk yang pernah menghiasi lembar-lembar daftar nilai, karena wisuda adalah sebuah titik yang senantiasa dapat menjadi awal baru, menjadi sebuah lembaran baru kehidupan yang kita kembali berhak untuk menorehkan apapun, kita kembali berhak untuk menggapai prestasi baru, berkarya mengejar keberhasilan-keberhasilan baru.
* * *