Ayo Belajar Berorganisasi
Oleh: Prof. Dr. Ir. Harjanto Prabowo, MM
“Apa yang dilakukan sekarang, menjadi bekal masa depan. Saya bukan kutu buku, tapi aktif berorganisasi, olahraga, kesenian, tanpa tinggalkan belajar” —(Susilo Bambang Yudhoyono)
Film layar lebar baru besutan sutradara kenamaan Garin Nugroho telah tayang. Film biopik itu berjudul Guru Bangsa, Tjokroaminoto. Sebuah film yang mengisahkan tokoh yang sangat disegani di zamannya, baik oleh lawan (Pemerintah Belanda) atau pun oleh kawan, kaum pribumi pra Indonesia merdeka. Walau terlahir sebagai seorang priyayi, Tjokroaminoto berani meninggalkan label kebangsawanannya dan bekerja sebagai kuli pelabuhan, merasakan penderitaan sebagai rakyat jelata. Ia memiliki julukan yang besar, Sang Raja Jawa Tanpa Mahkota. Di rumahnya yang terletak di Gang Peneleh, Surabaya, dijadikan kos-kosan yang sekaligus tempat belajar para pemuda dalam memahami rasa kebangsaan. Tercatat, Sukarno, Muso dan Kartosuwiryo pernah menjadi anak kos di rumah Tjokroaminoto, menjadi anak didik yang ditempa dengan rasa kebangsaan yang tinggi untuk Indonesia.
Berbicara mengenai Tjokroaminoto maka kita akan menjumpai satu tokoh yang lengkap, kaya akan pengetahuan, hebat dalam berstrategi, ahli bela diri, kolumnis kritis, juga seorang orator handal yang dari atas podium sanggup menghipnotis ribuan yang hadir menyaksikan dirinya. Pada akhirnya perjuangan nyata yang dilakukan oleh Tjokroaminoto semakin berdaya saat menggunakan jalur organisasi. Pada tahun 1912 ia mendirikan Sarekat Islam (SI) sebagai alat perjuangan, lewat organisasi ini ia berusaha untuk menyamakan kedudukan masyarakat pribumi dengan cara memberikan pengajaran, penyadaran dan juga pengembangan jiwa dagang. SI merupakan organisasi politik resmi pertama yang dimiliki oleh bumiputera, memiliki badan hukum dan beranggotakan hingga lebih 2 juta orang. Lewat organisasi SI, Tjokroaminoto berhasil memberikan daya tawar bagi pemerintah kolonial, perjuangan bergulir ke arah diplomasi lewat Volksraad atau Dewan Rakyat. Perjuangan lewat organisasi terbukti efektif dalam penggalangan massa, meluaskan nilai-nilai perjuangan serta menciptakan potensi negosiasi yang kuat. Perjuangan yang dilakukan Tjokroaminoto banyak diklaim sebagai salah satu pemicu awal pergerakan nasional Indonesia, menciptakan generasi-generasi penggerak rasa nasionalisme. Setelah itu lahirlah organisasi-organisasi kebangsaan yang secara fokus bergerak untuk kemerdekaan Indonesia. Lewat organisasi tersebut perjuangan menuju arah kemerdekaan menjadi lebih progresif dan menyeluruh, tidak hanya lewat fisik namun lewat perundingan-perundingan yang menempuh jalur diplomasi.
Bergabung dengan organisasi sedini mungkin adalah salah satu cara belajar implementatif yang baik bagi generasi muda. Bagi mereka yang telah bergabung dengan OSIS semenjak sekolah menengah pasti sudah lebih terbiasa dengan pola kerja sebuah organisasi. Memahami visi-misi-program, terbiasa mempelajari struktur organisasi, membuat proposal, menyelenggarakan kegiatan hingga membuat laporan pertanggungjawaban. Semenjak dini juga dibekali dengan Latihan Dasar Kepemimpinan, yang efektif memberi bekal pada saat menjalankan organisasi serta memaksimalkan kualitas kepemimpinan yang dimiliki. Pada akhirnya kompetensi tersebut akan membuat kendaraan organisasi menjadi berjalan baik serta menuju arah yang diinginkan.
Berorganisasi itu melatih diri kita untuk berpikir secara sistematis, seperti yang ditulis sebelumnya, berorganisasi itu melatih diri untuk memahami visi-misi-program untuk mencapai tujuan, kita menjadi terbiasa menerjemahkan sebuah visi menjadi misi lalu menurunkannya menjadi program-program kegiatan, kemudian kita juga menjadi terbiasa untuk menyusun strategi untuk mencapai hasil yang maksimal dari program yang dijalankan. Kita terlatih untuk memperjuangkan apa yang kita yakini benar, mempertahankannya, melakukan diplomasi, lobi juga berdebat demi mencapai tujuan. Terbiasa juga melakukan evaluasi dari kegiatan yang dijalankan, lengkap dengan cara mempertanggunjawabkannya. Karena itu, bagi para mahasiswa yang belum tergabung dengan organisasi apapun, belum terlambat untuk memilih lalu berkecimpung di dalamnya. Ambil peran di sana dengan satu tujuan, bagian dari proses belajar.
* * *
Pustaka:
- Tjokromovie.com. (2014). Sinopsis: Guru Bangsa, Tjokroaminoto. Diakses pada tanggal 24 Maret 2015. Tjokromovie.com: http://www.tjokromovie.com/sinopsis/
- Crib, Robert, & Kahin, Audrey. (2012). Kamus Sejarah Indonesia. (Alih Bahasa, Gatot Triwia). Jakarta: Komunitas Bambu.
Ilustrasi: Eka Hardiningtyas